Filosofi Tukang Parkir
Dalam hidup ini, kita harus meyakini bahwa semua pencapaian kita, baik itu harta benda, ilmu pengetahuan, jabatan dan lain sebagainya adalah sejatinya milik Allah Swt. Jika kita sadar akan hal itu, maka kita tidak akan bersedih dikala kehilangan sesuatu dan tidak mudah merasa bangga dengan apa yang kita peroleh. Jika kamu merasa kehilangan sesuatu dalam hidupmu, maka sebenarnya kamu hanya lupa, bahwa itu semua merupakan titipan dari Allah Swt. Karena, musibah terbesar manusia adalah merasa memiliki.
Dalam suatu hubungan pun demikian, tidak ada yang benar-benar saling memiliki, tapi kita hanya saling dititipi. Maka belajarlah dari filosofi "Tukang Parkir". Satu-satunya pekerjaan yang sederhana dan biasa, tapi di dalamnya justru memiliki pelajaran yang sangat penting, yaitu agar senantiasa mengingat bahwa apa yang ada pada diri kita sejatinya hanyalah titipan dari Allah Swt dan sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh-Nya. Maka dari itu, yang namanya titipan, maka jagalah titipan itu dengan baik, bukan justru memamerkannya dengan kesombongan.
Ibarat kata, kamu pernah dititipi suatu barang oleh tetanggamu, lalu apakah kamu pantas untuk memamerkan barang titipan itu?. Dalam sebuah syair dikatan :
ومَا المالُ والأهْلُونَ إلاَّ وَديعَة وَلابُدَّ يَوْماً أنْ تُرَدَّ الوَدائِعُ ٌ
"Tidaklah harta dan keluarga yang kita miliki melainkan sebuah titipan, dan suatu ketika titipan itu akan dikembalikan"

Posting Komentar untuk "Filosofi Tukang Parkir"