Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Selamat Datang Di Wasilah

[Tanpa judul]

Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian, marilah senantiasa menjaga kualitas ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Baik itu dengan senantiasa menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ataupun dengan meninggalkan perkara-perkara yang dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman memberikan teguran kepada hamba-Nya yang berani berbuat kemaksiatan, padahal Allah telah begitu banyak melimpahkan karunia-Nya kepada hamba tersebut,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (QS. Al-Infitar: 6)

Jemaah yang dimulikan Allah Ta’ala, di antara nama Allah Ta’ala yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri adalah “Al-Karim” yang artinya adalah “Maha Pemurah lagi Maha Mulia.”

Para ulama menyebutkan bahwa di antara maknanya adalah Allah Ta’ala amatlah banyak kebaikan-Nya, Pemurah lagi Pemberi, dan pemberian-Nya tidaklah pernah habis dan tidak dapat kita hitung. Karena nama dan sifat tersebut, Allah Ta’ala amatlah sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang juga pemurah, dermawan, dan suka memberi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

إنَّ اللهَ كريمٌ يُحبُّ الكُرَماءَ، جوادٌ يُحبُّ الجَوَدَةَ، يُحبُّ معاليَ الأخلاقِ، و يكرَهُ سَفْسافَها

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemurah, Dia mencintai orang-orang yang penuh dengan kemurahan dan kedermawanan. Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, dan Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, disahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1800)

Jika membaca kisah-kisah para nabi atau sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan kita dapati bahwa di antara yang diceritakan adalah bagaimana kedermawanan mereka di dalam memberi dan mengeluarkan hartanya. Lihatlah bagai
mana Allah mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatkala menjamu para malaikat yang datang dengan bentuk menyerupai orang-orang asing yang tidak dikenali. Allah Ta’ala berfirman,

هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ * إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ * فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ * فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, ‘Salam untukmu.’ Ibrahim menjawab, ‘Salam juga bagi kalian, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.’ Maka, dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu, dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, ‘Silahkan anda makan.’ (QS. Az-Zariyat: 24-27)

Posting Komentar untuk " "